Monday, April 7, 2008

SINERGITAS NILAI DASAR PERGERAKAN

Oleh: Agus Fathurrosi*
Diakui atau tidak bahwa kita sebagai insan pergerakan sudah mempunyai frame-frame atau nilai dasar di dalam pergumulan pergerakan itu sendiri yang nantinya menjadi acuan penting didalam melakukan sebuah gerakan di segala bidang kehidupan ini demi terciptanya tatanan masyarakat,bangsa,dan negara secara adil, makmur serta sejahtera .
Adapun nilai dasar yang memanyungi kita di dalam bertindak untuk melakukan sebuah perubahan itu adalah.aktualisasi diri dalam berhubungan dengan Tuhan,berhubungan dengan sesama manusia dan berhubungan dengan alam sekitar. Yang ketiga-tiganya tersebut harus teraktualisasikan secara integral atau dengan kata lain antara yang satu dengan lainnya tidak dapat ditinggalkan (dilepaskan begitu saja).
Fenomena yang muncul pada diri sahabat-sahabat sendiri rupanya sudah menggejala ataupun menjadi kebiasaan didalam dinamika gerakannya ujntuk tidak berpijak pada nilai-nilai dasar pergerakan yang sudah digariskan itu. Contoh nyata yang paling nampak pada diri sahabat-sahabat bahwa ketiga nilai dasar itu tidak termanifestasikan kesemuanya adalah masih banyak di tubuh insan pergerakan yang hanya menghabiskan waktunya dengan ritual-ritual ibadah saja atau dalam arti hanya pada penguatan di wilayah hubungan dengan Tuhan.Bahkan yang sangat disayangkan adalah ada slogan yang mengatakan bahwa aku harus sholeh secara pribadi sendiri saja dan menafikan apa yang disebut sebagai kesholehan social atau ada juga penguatan gerakan didalam berhubungan dengan sesama serta lingkungan sekitarnya.
Seperti yang ditulis oleh sahabat Zuhairi Misrawi dalam buku “Arus pemikiran anak muda NU” bahwa suatu kesia-siaan saja atau percuma jika sahabat-sahabat hanya bergerak untuk mensucikan diri(sholeh pribadi) tetapi sangat emoh terhadap jeritan atau tangisan yang terjadi pada realitas sosial yang ada dalam hal ini masyarakat sekitar maupun lingkungan(alam) sebagai tempat berpijak yang tiada henti dilanda berbagai macam musibah tanpa henti-hentinya(sholeh sosial) dan itu juga kategori orang yang mendekati kekafiran.Bahkan dia sangat berani sekali dengan statemennya yaitu “buat apa sholat jikalau tetangga kita masih banyak yang kelaparan dan terbelakng dalam segala bidang”.Dan hal itu menurut hemat penulis sangat disayangkan sekali jika masih ada sahabat yang tidak mempedulikan nasib saudara-saudara kita yang sangat butuh pendampingan (advokasi) dalam hal ini adalah tugas kita semua sebagai insan pergerakan yang sangat jelas sekali tujuannya adalah sebagai pembela orang yang tertindas(mustadz`afin).
Untuk itu belajar dari kondisi seperti yang sering terjadi semisal ketidakharmonisan hubungan antar sahabat-sahabat karena terbentur dengan kepentingan kekuasaan sesaat, intoleransi terhadap orang-orang yang tidak sejalan dengan kita atau bahkan yang lebih parah lagi adalah kita sudah mulai cuek terhada nasib masyarakat yang tertindas oleh kekejaman penguasa lewat alat kekuasaannya.Juga tak kalah tragisnya adalah kita membiarkan penjahat-penjahat alam( kita sendiri yang terlibat dalam kegiatan itu ) merusak dan menggunduli hutan lewat pembalakan liar secara besar-besaran yang hal itu mengakibatkan alam sudah tidak bersahabat lagi dengan kita,dibuktikan dengan berbagai macam bencana yang terus-menerus menimpa kita semua dan mengakibatkan banyak korban berjatuhan.
Kiranya lewat tulisan yang masih banyak perbaikan dimana-mana ini, saya sebagai penulis dan juga sahabat-sahabat yang lain sebagai bagain dari insan pergerakan dapat tergugah hatinya untuk bertindak secepat mungkin dengan cara bersama-sama mengaktualisasikan diri dengan cara mensinergikan (keseimbangan) nilai-nilai pergerkan tersebut tanpa terkecuali demi tercapainya cita-cita bersama yaitu membebaskan manusia-manusia dari ketertindasan berwujud apapun.

SELAMAT BERJUANG…!!!
*Penulis adalah mahasiswa STAIN Jember, Pengurus PMII Komisariat STAIN Jember

No comments: