Sunday, May 27, 2007

Hengkang Dari Ideologis Fasis

Jawa Pos....Jumat, 13 Apr 2007.
Banting setir ideologi dapat saja terjadi pada kelompok radikal agama bila orangnya giat melakukan refleksi kritis atas kiprah mereka. Itulah pengalaman Mariana Amiruddin, redaktur Jurnal Perempuan, yang dituturkan kepada Kajian Islam Utan Kayu (KIUK) di Radio 68H, 5 April lalu.----------Bagaimana agama dikenalkan kepada Anda sejak kecil? Tidak ketat. Bahkan, untuk salat pun, saya tidak pernah dipaksa orang tua. Pendidikan agama pun diserahkan ke sekolah. Orang tua hanya mengajarkan tentang kebaikan dan memberi tahu bahwa saya beragama Islam. Saya juga tidak disekolakan ke madrasah. Guru ngaji memang didatangkan. Tapi, itu jadi bagus karena saya bisa mengerti huruf Arab. Pengaruh lingkungan dalam membentuk corak keberagamaan, bagaimana?Saya cenderung antisosial dan tak peduli. Yang menentukan lingkungan waktu itu kebetulan memang agama. Dan, agama yang saya pilih adalah Islam dan karena itu saya lebih mengerti tentang apa yang harus dilakukan dalam bidang itu. Tapi, waktu kelas III SMA, saya mulai memilih kelompok tarbiyah dan mulai mengenakan jilbab. Itu terjadi sekitar 1990-an. Waktu itu mengenakan jilbab memang tidak dibolehkan di sekolah umum. Semua diseragamkan sekolah. Tapi, dengan begitu, saya justru ingin tampil beda dari anak-anak di sekolah. Saya pikir, jilbab waktu itu adalah sebuah simbol pernyataan diri atau identitas. Bagaimana nuansa keagamaan di sekolah-sekolah umum saat itu?Unik. Saya bergairah mengikuti rohis (rohani Islam) karena ada ruang kontemplasi yang saya tidak temukan di televisi dan teman-teman yang suka dugem atau jalan-jalan. Saya justru menemukan kepuasan spiritual di sana. Saya dulu kan tidak peduli dengan orang lain dan egois. Beranjak dari rohis itu, saya bertemu dengan kelompok-kelompok tarbiyah. Ada halaqah dan segala macam kegiatan. Tapi, saya tidak cepat puas. Karena ketidakpuasan, saya mulai mencari perbincangan tentang isu-isu perempuan. Adakah titik balik cara pandang Anda terhadap agama di kemudian hari?Ya dan itu karena kekecewaan. Saya kan orang sangat idealis. Ketika tak menemukan yang ideal di sana (gerakan tarbiyah), saya mencari yang lain, tapi masih dalam aspek yang sama, yaitu Islam. Waktu juara lomba karya tulis itu, saya didatangi seseorang yang mengajak aktif di halaqah dia. Dulu saya juga sempat ikut ICMI Orwil Jakarta. Nah, orang itu mengajak saya untuk membuat kajian teoretis-analitis tentang Islam dan kenegaraan. Ternyata, setelah datang beberapa kali, tiba-tiba saya dibaiat dan diminta berganti nama menjadi Fatimah Azzahra. Di situ saya kemudian menemukan agama bisa menggunakan logika lebih banyak. Saya diajak berpikir tentang bagaimana Islam di Makkah dan mengapa Nabi hijrah ke Madinah; bagaimana Tuhan dan lain-lain. Analogi-analogi itu, menurut saya, bisa masuk akal. Seperti apa ikrar baiat ketika itu?Aduh, saya lupa. Tapi, sifatnya agak militeristis. Loyalitas ditujukan hanya kepada Rabb. Tapi, Rabb yang mereka pikirkan bukan hanya sesuatu yang imajiner, tapi nyata: berupa negara. Kita diajak hijrah dari Makkah ke Madinah, dari jahiliah ke Islam. Saya merasa menjadi orang yang disucikan, atau dalam istilah mereka, sudah tazkiah. Di situ banyak masalah unik yang saya temukan. Menarik juga sih untuk ukuran waktu itu.Tapi, lama-lama kok ada tugas macam-macam seperti tugas kenegaraan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia). Mereka menyebut tugas itu untuk memperjuangkan tegaknya Negara Islam Indonesia (NII). Bagi mereka, di Indonesia itu sebenarnya ada dua negara: RI dan NII. Ada yang aktual dan ada yang sedang diimpikan. Mereka mengklaim, ketika sudah berganti nama menjadi Fatimah Azzahra, saya sudah hidup di negara yang diimpikan itu (NII). Adakah hak-hak Anda yang diakui di negara impian itu?Kalau dihitung-hitung, yang ada kewajiban semua. Jadi, harus membayar infak lah, merekrut orang lah. Setiap bulan saya harus merekrut orang dan selama seminggu diusahakan mendapatkan sebelas orang. Saya sampai turun ke Terminal Pulo Gadung untuk mencari orang yang bisa ditarik ke NII. Untuk beberapa orang, saya berhasil. Ada sopir Metromini, beberapa mahasiswa, dan sebagian pelajar yang sampai dicari-cari kepala sekolahnya yang berhasil saya rekrut. Pokoknya, militansi saya luar biasa. Saya berpikir, kalau ingin bikin revolusi, memang harus begitulah caranya. Saya bekerja hampir tanpa pamrih. Tidak ada hak sama sekali, kecuali kepuasan hati. Itu justru dianggap kepahlawanan dan pengabdian kita terhadap negara yang kita impikan. Apakah juga ada iming-imingnya?Ya, banyak sekali. Misalnya, kalau NII sudah futuh atau menang dan RI kalah, kamu akan mendapatkan surga sebagaimana yang digambarkan Alquran. Waktu itu, saya berpikir "boleh juga, ini!" Makanya, saya bisa bertahan sampai lima tahun. Kapan Anda berpikir itu hanya ilusi, lalu banting setir ke persoalan lain?Ketika mulai melihat ada ideologi yang fasistik di situ. Manusia benar-benar tidak dilihat keberadaannya. Jadi, apa pun yang dikatakan pimpinan kita, kita harus sepenuhnya nurut. Disuruh membunuh orang, kalau perlu, ya bunuh orang. Mencuri, kalau perlu, ya mencuri. Saya akhirnya sempat mencuri untuk membayar infak. Itu fakta, bukan omong kosong. Yang tidak fair dari gerakan ini: kita selalu dikasih mimpi terus, sama dengan sinetron Hidayah. Sejak kapan Anda merasa ada yang tidak beres dalam utopia Anda itu?Pada tahun keempat dalam gerakan. Tahun kelima saya keluar. Itu terjadi saat masih kuliah dan menjelang skripsi. Skripsi saya betul-betul belang-blentong. Tapi, setelah pelan-pelan keluar, akhirnya beres juga skripsi itu. Sejak itu saya langsung melakukan titik balik. Saya pergi dan tak peduli lagi dengan banyak orang yang mencari. Saya mulai masuk teater Taman Ismail Marzuki. Dan, justru di situlah saya merasakan diri saya sebenarnya. Apa yang berbeda dari yang Anda rasakan setelah hengkang itu?Saya merasakan dunia lebih ramah. Saya sudah masuk di fase sebelumnya yang terisolasi. Makanya, saat masuk fase keterbukaan, keragaman, kok saya justru diterima dan merasa jadi diri sendiri. Akhirnya saya mengekspresikan perasaan itu lewat seni dan teater. Saya sempat ngamen di jalan, nyanyi-nyanyi, dan lain sebagainya. Di situ saya merasakan kehidupan yang sebenarnya.Ketika memutuskan keluar dari NII, Anda tak takut akan disanksi?Nggak sama sekali. Semua adalah ilusi. Saya tak pernah mendapat teror. Sampai sekarang saya kira gerakan ini masih ada, tapi under ground. Karena sebagai perempuan, keanggotaan saya hanya sampai level umat. Hanya laki-laki yang bisa menjadi pemimpin. Karena itu, informasi tentang sistem NII sangat tertutup bagi saya. Saya agak kaget dengan temuan-temuan intelijen tentang kasus terorisme saat ini karena mereka juga memakai sistem sel seperti NII. Jadi, Anda di pinggiran saat itu?Ya. Saya tak bisa masuk ke dalam. Dan, begitu keluar, saya tidak lagi bisa menemui mereka dan mereka pun seperti raib entah ke mana. Memang, sempat juga kami digerebek polisi ketika bikin rekrutmen di base camp Bekasi. Polisi sebenarnya tahu itu, tapi kucing-kucingan saja. Apakah orang tua ikut mengamati perubahan-perubahan Anda?Jelas. Waktu saya masuk rohis, saya sudah diamati, terutama soal pakaian. Pernah juga saya ditegur teman, "Kok jilbabnya makin panjang?!" Saya mengamuk, "Emang-nya apa urusan Anda?!" Banyak sekali waktu itu kejadian yang membuat saya cepat marah. Disenggol sedikit langsung marah. Waktu itu, saya memang sangat emosional. Tapi, pelan-pelan, ketika masuk ke fase baru, perkembang emosi dan pikiran saya langsung melejit. Kreativitas makin tumbuh. Ending dari proses "hijrah" Anda itu apa?Sampailah ketika saya masuk Program Pascasarjana Kajian Wanita Universitas Indonesia. Di situ saya makin menemukan jati diri saya sebenarnya. Saya tak lagi menyandarkan diri pada sistem, perintah, atau pimpinan. Saya lebih bersandar pada diri sendiri. Saya kemudian menemukan teori yang cocok untuk diri saya sendiri. Akhirnya, saya masuk Jurnal Perempuan dan di situ bisa melihat banyak orang dari atas. Rupanya, banyak juga orang yang punya sejarah hidup seperti saya. Banyak ilusinya; banyak utopia yang sama sekali tidak riil. Tapi, saya tidak menyesali pengalaman itu karena itu merupakan bagian dari perjalanan hidup saya. Saya menjadi tahu banyak. (novriantoni)Mariana Amirudin.........

MENGUNGKAP AJARAN SITI JENAR

Jawa Pos....Jumat, 18 Mei 2007.
Sosok Syekh Siti Jenar yang banyak dimitoskan pelan-pelan terkuak. Beberapa penelitian menyingkap sosok dan ajarannya. Benarkah dia sosok yang murtad dari sudut pandang agama? Selasa lalu (15/5) Kajian Islam Utan Kayu (KIUK) berbincang-bincang dengan Agus Sunyoto, penulis 7 jilid buku fiksi sejarah tentang tokoh kontroversial tersebut. -----------Seperti apa riwayat ketertarikan Anda meneliti sosok Syekh Siti Jenar?Kakek saya dari pihak ibu adalah orang Jombang. Dia mengaku mengamalkan ajaran Syekh Siti Jenar. Ketika saya tanya dari mana memperoleh pengetahuan itu, dia jawab, "Lho, saya kan santri Tebu Ireng angkatan pertama!" Dia meninggal 1995 dalam usia 105 tahun. Satu-satunya guru yang dia ikuti ajarannya sampai saat itu adalah almarhum KH Hasyim Asyari. "Berarti Mbah Hasyim mengajarkan soal ini, dong?" tanya saya. "Lha, iya!" katanya. Saya berpikir, dari mana dia dapat itu kalau bukan dari Mbah Hasyim langsung. Tapi saya masih ragu: masak Mbah Hasyim mengajarkan itu?! Dari beberapa sumber lain, saya mendapat jawaban yang sama. Jadi, saya berkesimpulan benar bahwa Mbah Hasyim mengajarkan itu.Apakah ajaran Siti Jenar masih berjejak dalam masyarakat Jawa saat ini?Ada. Itu terlihat dari adanya guru-guru tarekat atau kebatinan dari kalangan pribumi. Sebelum Siti Jenar, masyarakat pribumi tidak boleh menjadi guru (tarekat). Setelah itu, baru boleh. Unsur-unsur apa dari ajaran Siti Jenar yang masih tampak dalam tarekat yang mengklaim tersambung dengan dirinya?Egalitarianisme. Mereka egaliter sekali. Tarekat mereka tidak mengenal mursyid-mursyid yang diagungkan. Kalau mereka berdiskusi soal-soal teologis, maka kedudukan guru tidak ada sama sekali. Semua orang adalah lawan bicara. Jadi, tidak ada kultus mursyid. Adakah ciri lainnya?Ada. Cara mereka menuju Tuhan sangat individualistik. Toh, Nabi Muhammad ketemu Tuhan dengan cara sendirian di Gua Hira. Mereka tidak rame-rame. Kalau dilakukan rame-rame, itu namanya demonstrasi, bukan mencari Tuhan. Ketiga, masing-masing pengikut tarekat ini tidak saling kenal, dan ajaran-ajarannya disampaikan secara rahasia.Doktrin apa yang tampak paling mencolok dari tarekat mereka?Yang utama soal tauhid. Pemahaman tentang ini agak beda dengan pemahaman awam. Tuhan bagi mereka adalah sesuatu yang tidak terdefinisikan. Laitsa kamitslihi syai’un atau Dia adalah yang tidak bisa digambarkan. Siti Jenar juga mengatakan bahwa ke-99 sifat Tuhan di dalam asma’ul husna itu juga ada potensi-potensinya dalam diri semua manusia. Manusia punya sifat sabar karena Allah punya sifat as-Shabûr (Mahasabar). Manusia sombong karena memang ada sifat al-mutakabbir (Mahasombong) pada Allah. Ada juga sifat ad-Dhâr, Yang Maha membuat bahaya. Lah, manusia itu kan sering melakukan hal yang membahayakan orang lain maupun dirinya. Jadi, bagi Siti Jenar, tanpa adanya manusia, tidak ada asma’ul husna, karena dia juga mengejawantah di dalam diri manusia.Pandangan teologis Siti Jenar itu qadariyah, jabariyah, atau apa?Tidak itu semua. Bagi dia, orang yang mengamalkan ajarannya haruslah hidup dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Dari situ dapat dibuktikan bagaimana citra insan kamil (manusia sempurna) itu mengejawantahkan sifat-sifat Tuhan. Artinya, manusia adalah cerminan Tuhan. Karena itu, manusia harus mengamalkan watak as-Shabûr, al-`Âdil, al-Hakîm, dan watak-watak Tuhan lainnya. Siti Jenar punya struktur berpikir yang sederhana. Misalnya, dia bicara soal al-khâliq, Mahapencipta atau Sang Pencipta. Kata ini terdiri atas tiga huruf: kha’, lam, qaf. Dari kata khâliq itu justru ada ciptaan atau al-khalq. Jadi, ada pencipta dan ada ciptaan. Karena itu, munculnya khalq atau ciptaan berasal dari kha-la-qa dan al-khâliq. Hurufnya masih sama: kha’, lam, dan qaf. Nah, bagaimana cara si khalq menuju khâliq? Jadi?Ada perantara bernama khuluq, budi pekerti. Khuluq-nya siapa? Khuluq yang karim (budi pekerti yang mulia). Semakin seseorang tak bisa mengejawantahkan khuluq itu, makin jauh dia dari Tuhan. Kalau khuluq-nya jelek, ya mesti jauh dari khâliq. Kalau mau dekat, ya harus mencerminkan perilaku sang khâliq.Apa standar khuluq-nya di situ?Ya, perbutan sehari-hari. Ritual salat misalnya, (yang penting) efeknya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu tanhâ `anil fahsyâ’i wal munkar (menjauhkan dari perbuatan keji dan munkar, Red). Khuluq itu ada dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, orang tidak boleh mengasingkan diri dari kehidupan dan masyarakat. Khairun nas anfa`uhum lin nas (sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain, Red). Makin banyak manfaatnya akan makin bagus; makin mulia. Makin banyak mudaratnya, makin jelek orangnya.Lalu fungsi ritual agama seperti apa?Kalau kembali ke syariat, satu-satunya agama yang mensyaratkan uji empiris adalah Islam. Semuanya empiris, dan yang tidak empiris tidak diakui. Orang yang beriman harus jelas: diyakini di dalam hati, lalu diucapkan dengan lisan. Pengujinya apa? Perbutan! Kalau ucapanmu tak sesuai dengan tindakanmu, maka stempelmu adalah munafik. Itu empiris! Jadi, dasar pertama adalah uji empiris. Sampai menyangkut soal salat. Untuk menandai kamu Islam, ya salat. As-salâtu `imadud dîn, salat itu tiang agama. Jadi, ujinya empiris.Di mana titik polemis antara Siti Jenar dan para wali lainnya?Tidak ada (dalam soal itu). Tapi, Siti Jenar juga mengajarkan unsur tarekat yang di dalamnya terkandung pengetahuan-pengetahuan spiritual. Yang namanya spiritualitas itu kan tidak bisa dibuktikan secara empiris. Sementara, bagi ulama yang berpikiran feqih atau syariat-sentris, pengalaman spiritual itu bersifat sangat pribadi. Bagaimana membuktikannya?! Kalau sudah fana ketemu Tuhan, apa tandanya? Karena itu, susah memahami ungkapan sosok seperti al-Hallaj, wamâ fî jubbatî illalLâh, tidak ada lain dalam jubahku kecuali Allah. Atau ungkapan anal haq! (akulah Sang Kebenaran) dan ungkapan lainnya. Semua itu tidak bisa dibuktikan secara empiris. Makanya, itu dianggap salah. Karena standar ujinya empirisisme. Apa beda teori penciptaan Siti Jenar dengan teori pancaran atau emanasi dari Ibu Sina?Dalam pandangan Siti Jenar, munculnya segala makhluk berasal dari itu tadi: khâliq menjadi khalq. Kemudian, ada juga istilah ma`bûd (sembahan) dengan `âbid (penyembah). Hurufnya sama. Bagi Siti Jenar, ada tuan dan ada hamba. Di antara keduanya ada yang bernama `ibâd (kawula). Dari sini juga muncul kata ibadah. Jadi, hubungannya lurus; harus lurus. Kalau hubungan `ibâd dengan ma`bûd makin tidak lurus, itulah yang dinamakan bid’ah. Jadi, bid’ah tak dimaknai sebagai sesuatu yang ditambah-tambahi dalam agama. Standarnya tidak fikih. Kalau sesuatu menyimpang dari tauhid, itu baru bid’ah. Kalau orang melakukan ibadah, misalnya, sedekah, untuk pamer-pamer, bukan untuk ma`bûd-nya, itu bid’ah, pamer! Ayo tivi, shooting saya yang nyantuni anak yatim! Itu bid’ah namanya. Itulah pemaknaan Siti Jenar.Untuk memperantarai hubungan khâliq dengan khalq, ada konsep nur muhammad. Anda memaknainya sebagai "cahaya yang terpuji", bukan cahaya Nabi Muhammad. Mengapa? Itu pemaknaan Siti Jenar. Nama Muhammad itu kan terhitung baru. Sebelum Islam, tak ada orang Arab bernama Muhammad. Dan yang menyampaikan konsep nur muhammad juga bukan Nabi Muhammad. Ini konsep perantara untuk penciptaan awal. Nur muhammad inilah yang oleh Siti Jenar dianggap sebagai cara pemunculan hakikat muhammadiyah. Ceritanya begini. Taruhlah nur muhammad itu biji nangka yang sudah ada konsep buah, daun, batang, dan lainnya. Itu sudah ada. Tapi dia dibungkus dalam biji nangka. Nah, hakikat muhammadiyah baru ada kalau buah itu ditanam, tumbuh, dan betul-betul menunjukkan ada konsep daun, batang, akar, dan lain sebagainya. Jadi, konsep nur muhammad itu tidak bermakna eksklusif bahwa penciptaan harus lewat jalur Nabi Muhammad. Menurut Siti Jenar, seluruh makhluk, apa pun agama dan jenisnya, berasal dari konsep nur muhammad itu. Bagaimana sikap Siti Jenar terhadap keragaman budaya lokal di Jawa?Dia justru mengakomodasi itu semua. Karena itu, terhadap agama Kapitayan, agama tauhid pra-Hindu, dia langsung ambil-alih. Bagi dia, untuk menyebarkan Islam, ini sama saja. Tapi dia juga memodifikasi. Kalau untuk menyembah Tuhan, bagi dia tak usah pakai istilah salat. Sebab, agama Kapitayan sudah pakai istilah sembah Hyang. Kata itu lalu dipakai. Hyang itu dalam bahasa Kawi artinya dewa. (moh guntur romli) Agus Sunyoto

Monday, May 21, 2007

JUVENTUS SETELAH KEMBALI KE SERI A

Jawa Pos,Senin 21 Mei 2007
Target 100 Hari Bentuk The Winning Team
Juventus harus terbuang dari kasta elit Seri A musim ini. Skandal Calciopoli (pengaturan skor) memaksa klub asal Turin itu terdegradasi ke pentas Seri B untuk pertama kalinya setelah 109 tahun berdiri. Setelah kembali promosi, bagaimana Juve menatap persaingan di pentas Seri A musim depan?
-------------

Juventus bukan satu-satunya klub yang terlibat skandal Calciopoli. Namun, dari sekian klub yang terlibat, Juve lah yang paling berat menerima vonis hukuman. Selain gelar scudetto dua musim terakhir dicabut, La Vecchia Signora atau si Nyonya Tua (julukan lain Juve), harus didegradasi paksa ke Seri B dengan defisit 17angka. Mereka bisa sedikit bernafas lega setelah CONI (Komite Olahraga Italia) memberi remisi sehingga musim ini mereka hanya menanggung beban penalti sembilan angka.

Remisi itulah yang menjadi modal Juve mengarungi pentas Seri B musim ini. Dengan hanya menanggung ’hutang’ sebanyak sembilan poin, Juve yang memiliki materi paling gemerlap di pentas Seri B, tak mendapat kesulitan mengarungi kompetisi kelas dua di ranah Italia itu. Hingga pekan ke-39, skuad asuhan Didier Deschamps itu baru menelan dua kekalahan.

Juve sepertinya memang hanya menunggu waktu untuk kembali promosi. Nah, momen penantian itu terjawab Sabtu petang lalu setelah mereka memetik kemenangan 5-1 (3-0) atas Arezzo. Tambahan tiga poin dari tim penghuni zona degradasi Seri B itu, memantapkan posisi Juve di puncak klasemen dengan koleksi 82 poin. Juve pun dipastikan lolos setelah dua rival terdekat, Genoa dan Napoli tertahan. Dengan tiga laga tersisa, secara matematis, Juve sudah tak mungkin terkejar oleh Napoli yang menghuni peringkat ketiga dengan selisih 10 poin.

Nah, karena tiket promosi sudah berada di tangan, fokus perhatian Juve kini lebih tercurah pada persiapan di pentas Seri A musim depan. Sadar kalau mereka akan kembali bersaing dengan tim-tim elit seperti AC Milan, Inter Milan, AS Roma , dan Lazio, Juve yang sempat ditinggal eksodus beberapa pemain pilarnya di awal musim, bertekad untuk kembali membangun kekuatan agar kembali solid.

Ya, Juve harus melakukan persiapan lebih dini ketimbang kontestan Seri A lainnya. Jika tidak, mereka bisa kehilangan para bintang seperti Gianluigi Buffon, Mauro Camoranesi, dan David Trezeguet. Ketiga pemain ini memang sempat mengeluarkan ultimatum bakal angkat kaki musim depan kalau manajemen Juve tak serius melakukan persiapan. Manajemen pun merespon ancaman tersebut. Mereka berjanji akan membentuk skuad the winning team dalam waktu 100 hari.

"Kami butuh waktu sekitar 100 hari untuk membangun the winning team. Kalau dalam kurun waktu tersebut kami bekerja secara intens seperti yang kami lakukan selama musim ini, saya yakin kami bisa kembali ke Seri A dengan gagah," ujar Chief Executive Juventus Jean-Claude Blanc seperti dilansir situs resmi klub.

Tentu butuh dukungan dana besar untuk mewujudkan misi 100 hari membangu The Winning Team. Untuk yang satu ini, Juventini (pendukung Juventus) tak perlu resah. Sebab, keluarga Agnelli yang tak lain adalah pemegang saham mayoritas Juve telah bersedia mem-backup. Mereka memutuskan bakal mengguyur Juve dengan kucuran dana segar yang mencapai 71,6 juta pounds atau setara Rp 1,21 triliun. Wow!

Dengan dana sebesar itu, Juve dipastikan bakal meramaikan bursa transfer musim panas Juni nanti. Selain berbekal suplai dana yang cukup, nama besar Juve cukup pantas diperhitungkan. Tanda-tanda itu sudah mulai terekam beberapa pekan terakhir. Banyak pemain bintang yang dengan terang-terangan menyatakan minatnya bergabung dengan Nyonya Tua. Diantaranya adalah Ludovic Giuly, Javier Saviola (Barcelona), dan Florent Malouda (Olympique Lyon). Itu belum termasuk wajah-wajah lama yang menyatakan minatnya untuk mudik kembali. Seperti Gianluca Zambrotta (Barcelona), Emerson (Real Madrid), dan Stephen Appiah (Feberbache).

Namun, Juve juga tak boleh melalaikan stok lama mereka. Buffon, Camoranesi dan Trezeguet yang menjadi incaran banyak klub, harus segera diproteksi. Juga Valeri Bojinov yang masa peminjamannya dari Fiorentina akan berakhir. Kalau tidak, target 100 hari membangun The Winning Team bakal sia-sia. (roq)

Saturday, May 19, 2007

Bang Yos Siapkan Kendaraan Politik

Dukung Embrio Parpol untuk Hadapi Pilpres 2009,Bang Yos Siapkan Kendaraan Politik

JAKARTA-Jawa Pos - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bakal mendapat penantang berat pada Pemilihan Presiden 2009. Sutiyoso, gubernur DKI Jakarta, mulai serius di dunia politik. Kemarin dia memulai kiprahnya dengan membuka Rapimnas (Rapat Pimpinan Nasional) Barisan Nasional Demokrat (BND) yang bakal menjadi kendaraan politiknya. BND itu didirikan Vence Rumengkeng, yang juga salah seorang pendiri Partai Demokrat, partai yang mengantar SBY menjadi presiden. Saat ini, Vence termasuk kelompok yang terpinggirkan di Partai Demokrat (PD).Ormas itu lebih mirip sempalan PD. Indikasinya, saat pembukaan rapimnas, Vence juga tidak mengundang SBY. Yang diminta membuka justru Sutiyoso, yang empat bulan lagi mengakhiri tugasnya sebagai gubernur DKI Jakarta."Kami ini hanya ormas yang ingin menyumbang pikiran dan tenaga untuk negara dan bangsa. Kami bukan organisasi sayap Partai Demokrat, bukan juga mitra. Kami hanya punya hubungan emosional," jelas Vence di Hotel Mercure, Ancol, tadi malam.Vence menambahkan, tak tertutup kemungkinan BND berkembang menjadi partai politik. Saat ini, ormas yang dipimpinnya sudah memiliki 30 DPW. Itu sudah memenuhi syarat menjadi sebuah partai politik.Ajang rapimnas yang diadakan hingga besok (20/5) itu juga mengagendakan pembahasan tentang calon pemimpin 2009. Sutiyoso merupakan salah seorang tokoh yang dilirik. "Kepemimpinan nasional 2009 merupakan salah satu agenda yang dibahas 300 pimpinan wilayah BND," katanya.Dia mengungkapkan, berbagai upaya pemerintah untuk memulihkan krisis ketatanegaraan, memberantas maraknya praktik KKN, dan penyalahgunaan hukum belum memperlihatkan hasil maksimal. Bahkan, krisis multidimensi berdampak buruk bagi segala sendi berbangsa dan bertanah air."Kami akui, pemerintah telah berusaha maksimal, tapi hasilnya belum begitu kelihatan. Banyak kendala yang dihadapi," ujar Vence.Tadi malam, Bang Yos -sapaan Sutiyoso- sudah mengenakan jaket putih berlambang BND. Dia memberi sinyal, dirinya tidak akan berhenti berkiprah meski jabatannya sebagai gubernur selesai. "Dua periode menjadi gubernur merupakan modal saya," kata Sutiyoso.Bang Yos tidak menjelaskan kiprah apa yang akan dipilihnya. Padahal, sudah ada yang mewacanakannya menjadi calon presiden pada 2009. "Kita lihat saja nanti," tuturnya. Menurut purnawirawan jenderal bintang tiga itu, selama menjadi gubernur, dirinya mengambil pilihan untuk tidak populer. Kebijakannya kerap dinilai negatif karena harus menegakkan hukum dan aturan. "Saya memilih tidak popular karena saya tidak ingin menjadi gubernur yang tidak melakukan apa-apa," tegasnya.Terpisah, Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie menyatakan, hingga saat ini dalam struktur Partai Demokrat tidak dikenal organisasi bernama BND. Bagi Marzuki, BND merupakan ormas yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan PD. "Itu bukan tanggung jawab kami," katanya.PD, lanjut Marzuki, tidak khawatir ormas yang didirikan Vence itu akan berkembang besar menjadi partai politik dan menyaingi Demokrat. Di era demokrasi, semua hal tidak boleh dihadapi dengan ketakutan. "Silakan saja," tegasnya.Bagi Marzuki, mendirikan partai politik merupakan hak bagi semua orang. Kalaupun BND menjadi parpol, Marzuki yakin tidak akan memengaruhi kekuatan PD. "Dilihat saja nanti kekuatannya pada 2009," tukasnya.Soal merapatnya Sutiyoso ke BND, kata Marzuki, belum bisa disimpulkan bahwa Sutiyoso akan memakai BND sebagai kendaraan politik menuju 2009. "Saat ini Sutiyoso, kakinya di mana-mana. Sekarang di BND, besok bisa di mana saja," tandasnya. (tom)

DPR Minta SBY Jawab Langsung
Jawa Pos,Interpelasi Sikap Pemerintah Menyetujui Sanksi Nuklir Iran JAKARTA - Keputusan DPR mengesahkan interpelasi tentang nuklir Iran langsung direspon Istana. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menyiapkan jawaban atas interpelasi yang diajukan lembaga perwakilan rakyat tersebut.Juru Bicara Kepresidenan Andi Alfian Mallarangeng mengatakan begitu usulan interpelasi disahkan oleh Wakil Ketua DPR A. Muhaimin Iskandar, SBY juga langsung mendapat laporan lengkap. "Presiden mengerti betul bahwa itu adalah hak DPR, dan Presiden sangat menghormati apa yang menjadi hak DPR," kata Andi kemarin.Bagi SBY, kata Andi, hak interpelasi merupakan hak DPR untuk bertanya kepada pemerintah tentang sesuatu hal yang dianggap sangat penting. Karena itu, lanjut Andi, SBY segera menyiapkan penjelasan yang diperlukan DPR. "Jangankan DPR, siapapun warga negara jika ada yang bertanya hal penting, tentu saja akan dijawab," ujar Andi.Interpelasi ini berawal dari ketidak puasan anggota DPR terhadap sikap pemerintah dalam Sidang Dewan Keamanan PBB yang mendukung sanksi nuklir terhadap Iran. Sikap pemerintah itu dianggap tak mencerminkan politik independent. Interpelasi ini juga didukung oleh Ketua DPR Agung Laksono. Salah satu penggagas interpelasi Abdillah Toha (FPAN) menjelaskan presiden harus hadir ke paripurna DPR untuk memberi penjelasannya secara langsung. "Tidak boleh diwakilkan kepada menteri," tegasnya.Dia lantas menyebutkan tiga alasan. Pertama, menteri luar negeri pernah memberi penjelasan kepada komisi I DPR yang berakhir dengan ketidakpuasan. "Makanya, ada interpelasi ini. Kalau presiden tetap mengutus menterinya, berarti presiden tidak menghormati DPR," katanta.Kedua, kehadiran presiden untuk menanggapi penggunaan hak interpelasi DPR telah memiliki preseden pada era kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Dan ketiga, pasal 174 tata tertib DPR sebenarnya mengharuskan presiden menghadiri sidang paripurna untuk memberi penjelasan. "Ketika terjadi tanya jawab, baru boleh dibantu menteri terkait. Jangan dari awal sudah tidak hadir," tegasnya. Abdillah berharap pengalaman interpelasi pertama di era SBY pada tahun lalu untuk kasus busung lapar. Ketika itu, SBY menunjuk Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari untuk menyampaikan jawaban atas interpelasi yang diajukan DPR. "Kami sangat sayangkan bila presiden atau pimpinan DPR ada yang menyalahtafsirkan pasal 174 itu," ujarnya.Andi tidak bisa memastikan apakah SBY akan datang sendiri ke DPR untuk memberikan penjelasan atau menunjuk salah seorang menteri untuk menyampaikan jawaban ke parlemen. "Pengalaman sebelumnya kan tidak harus presiden yang datang sendiri ke DPR," kata Andi.Pemerintah tak khawatir kursinya bakal dijegal politikus-politikus Senayan. Pemerintah optimistis interpelasi tidak akan berlanjut ke penggunaan hak angket (penyelidikan) maupun pemecatan pimpinan pemerintahan (impeachment)."Interpelasi kan hak DPR untuk bertanya. Kalau (pemerintah) ditanya, ya kami jawab," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan santai ketika ditanya wartawan di sela perayaan ulang tahunnya ke-65 di Istana Wakil Presiden kemarin.Kalla juga enggan menanggapi lebih jauh ketika ditanya tentang persiapan pemerintah menjawab interpelasi maupun implikasi politik bila jawaban pemerintah tidak bisa memuaskan DPR. Pemerintah seharusnya tak bisa menganggap interpelasi sebagai hal yang sepele. Pengalaman interpelasi di era Presiden Abdurrahman Wahid membuat pemerintah tumbang. Kasus Bulog yang menyebabkan krisis pemerintahan SBY berasal dari interpelasi. Sebab, DPR tak puas ditingkatkan menjadi hak angket.(tom/noe/pri)

DPR dan MA Dukung Warga Meruya
Jawa Pos,Perjuangan masyarakat Meruya Selatan terus berlanjut. Mereka terus "bergerilya" menggalang dukungan dari sejumlah pihak guna menyelesaikan kasus sengketa lahan yang kini terjadi. Misalnya, Ketua DPR Agung Laksono menyatakan, penegakan hukum juga perlu mempertimbangkan aspek perasaan publik. Karena itu, proses hukum kasus Meruya tersebut diharapkan bisa diselesaikan secara arif dan bijaksana. "Perasaan publik juga harus diperhatikan," ujarnya. Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan juga mendukung. Secara pribadi, dia mengimbau agar Pengadilan Negeri Jakarta Barat menunda eksekusi 78 hektare tanah warga yang diklaim PT Portanigra sampai proses perlawanan hukum balik warga selesai. Di tanah itu bermukim 21 ribu warga yang juga memiliki sertifikat."Karena ada perlawanan, sangat bijaksana kalau pengadilan menunggu proses perlawanan. Tapi, itu terserah pengadilan karena eksekusi adalah wewenang pengadilan," ujarnya ketika ditemui di gedung MA Rabu lalu.(ein/aku)
Setelah PD, Golkar dan PPP Melakukan Penggebosan,
PKB dan PKS Komit Dukung Amandemen
JAKARTA -Jawa pos- Suara para wakil rakyat semakin terbelah dalam proses amandemen kelima UUD ’45. Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) kemarin memberikan komitmen untuk konsisten mendukung perubahan konstitusi itu. Mereka menegaskan akan tetap di belakang DPD (Dewan Perwakilan Daerah) yang menjadi motor pengusul. Sikap dua fraksi itu kini berhadapan dengan Fraksi Partai Golkar (FPG), Fraksi Partai Demokrat (FPD), dan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP) yang menarik dukungan di tengah jalan. Sikap ketiga fraksi itu telah menyebabkan usul perubahan UUD ’45 itu gembos di tengah jalan. Menurut FKB MPR Cecep Syarifuddin, pihaknya tetap konsisten. Dia menuturkan, Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB Abdurrahman Wahid telah memerintahkan penggalangan dukungan seluruh anggota FKB MPR untuk menandatangani usul amandemen kelima UUD ’45. "FKB tetap konsisten dan tidak akan menarik dukungan," katanya kemarin. Cecep mengatakan bahwa perintah Gus Dur itu sudah dilaporkan kepada Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar. "Pak Ketum juga sudah bilang oke," katanya. Dalam keputusan tersebut, DPP PKB mendukung perubahan konstitusi secara komprehensif. Adapun usul perubahan pasal 22 D tentang penambahan kewenangan legislasi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) itu dinilai sebagai langkah awal yang juga patut didukung. "Kami berkeyakinan bahwa checking and balancing antarlembaga negara tetap harus terlaksana dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata mantan anggota Komisi Konstitusi itu. Cecep berpendapat, kekhawatiran tentang akan merembetnya dampak perubahan pasal 22 D ke pasal lain dalam UUD ’45 itu tidak relevan. "Jangan sampai kita terjerat dalam manajemen khawatiran," katanya.Cecep menyatakan, pengajuan perubahan pasal 22 D itu tentu komplet dengan segala implikasi konstitusinalnya. Tetapi, lanjut dia, arus perubahan itu akan tetap berada dalam kerangka penguatan otoritas DPD. Artinya, kemungkinan perubahan pasal lain, seperti pasal 5, pasal 20, dan pasal 2 ayat 1, itu wajar sebagai implikasi penyesuaian dalam satu koridor tujuan yang sama. "Ini tidak akan merobek keseluruhan konstitusi," katanya. Saat ini sudah terkumpul 40 tanda tangan dari anggota FKB. Berarti kurang 12 tanda tangan dari 52 kursi FKB yang ada di MPR. Cecep meyakinkan, perubahan konstitusi itu cukup penting untuk menghindari lamanya "disfungsi konstitusional" yang dialami DPD. Karena itu, FKB akan konsisten karena dukungan yang diberikan bukan spontanitas. "Alquran di tangan kanan saya dan konstitusi di tangan kiri saya," katanya meyakinkan. Ketua Lembaga Kajian Konstitusi PKB Prof Mahfud M.D. juga menyuarakan argumentasi yang tidak jauh berbeda. Menurut mantan Menhan itu, PKB telah memiliki sikap konstitusional sehingga usul perubahan konstitusi itu harus diperjuangkan secara istikamah. Mahfud juga meminta semua pihak untuk tidak khawatir secara berlebihan. "Partai Demokrat, misalnya, mengalami paranoid terkait isu bahwa amandemen bisa mengarah kepada proses impeachment presiden," kata anggota Komisi I DPR itu. Mahfud mengatakan, perubahan pasal 22 D memang harus diikuti dengan perubahan pasal 5 dan pasal 20. "Memang, tidak bisa hanya pasal 22 D," katanya. Pasal 5 harus menegaskan bahwa presiden dapat mengajukan RUU kepada DPR dan DPD untuk masalah tertentu. Sementara pasal 20 harus disesuaikan bahwa kekuasaan legislasi ada pada DPR dan DPD dalam hal tertentu, otonomi dan kedaerahan misalnya."Tapi, itu tetaplah satu paket logis yang tidak mengancam prinsip lain dalam konstitusi," katanya. Di luar itu, lanjut dia, bisa diatur dengan UU Organik. "Makanya, saya tidak terlalu optimis bisa berlangsung cepat," kata guru besar UII itu. Ketua Fraksi PKS di DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, sikap politik PKS saat ini tetap pada posisi semula. "Sampai hari ini PKS tetap, belum ada rencana menambah atau mengurangi dukungan," katanya kemarin. Saat ini, PKS sudah memberikan 16 dukungan dari 45 kursi FPKS yang berada di MPR.(aku)

Sunday, May 13, 2007

GUSDUR MINTA LUKMAN EDY LEPAS SEKJEN PKB

JAKARTA,JAWA POS - Promosi Sekjen PKB Lukman Edy menjadi menteri masih menyisakan persoalan di internal partai berbasis nahdliyin itu. Bukan lagi tentang persoalan restu dari Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB Abdurahman Wahid, tetapi menyangkut persoalan rangkap jabatan. Mengenai soal restu, secara pribadi Gus Dur telah memberikan restu kepada Lukman Edy untuk menyandang jabatan baru sebagai menteri percepatan pembangunan daerah tertinggal (menteri PDT). "Tadi pagi (kemarin pagi, Red) dia datang, secara pribadi tentu saya beri restu," katanya di gedung Wanabhakti Manggala, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, kemarin. Meski demikian, Gus Dur berpendapat bahwa restunya itu tidak secara otomatis melegalkan Lukman menjadi representasi DPP PKB di Kabinet Indonesia Bersatu. "Memang, dia (Lukman, Red) di kabinet sebagai orang PKB, tetapi tidak menjadi kader yang dilepaskan DPP PKB," katanya. Sebab, belum ada pengambilan keputusan di tingkat DPP PKB mengenai penunjukan dia. Persoalan serupa, lanjut Gus Dur, juga terjadi saat Bendahara Umum DPP PKB Erman Suparno menjai Menakertrans dan Yenny Wahid menjadi staf khusus presiden RI. "SBY juga tidak meminta restu dari saya, memang itu faktanya," katanya. Jadi, lanjut Gus Dur, dengan diangkatnya Lukman sebagai menteri PDT, dia telah menyandang jabatan ganda. Yakni, sebagai Sekjen DPP PKB dan menteri PDT. "Rangkap jabatan itu tidak dibenarkan di PKB," katanya. Karena itu, Gus Dur meminta supaya ada penggantian posisi Lukman dari Sekjen DPP PKB. Gus Dur menyerahkan mekanisme penggantian Lukman itu kepada rapat di internal PKB. Apakah akan digantikan Yenny yang juga putri Gus Dur? "Allah, saya itu tidak mau KKN," ujarnya.Jika posisi Lukman diganti, apakah Erman Suparno juga akan diganti. Mengingat, dia juga rangkap jabatan, antara Menakertrans dan bendahara umum DPP PKB. "Tidak karena Erman itu sudah diganti," katanya. Pernyataan Gus Dur itu agak berbeda dengan struktur kepengurusan PKB yang ada saat ini. Nama Erman Suparno masih tertera sebagai bendahara umum partai.Mengenai isu bahwa masuknya Lukman Edy sebagai menteri PDT itu atas rekomendasi Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Gus Dur tidak berkomentar banyak. Gus Dur hanya mengatakan tidak diajak berbicara. Apakah perlu ada sanksi? "Kayak anak kecil saja," ujar Gus Dur. Mantan ketua umum PB NU itu meminta para kader PKB sadar dan berkonsolidasi membangun partai. "Isu santer biar saja. Sudah dewasa bisa berpikir sendiri. Bukan tugas saya untuk meredam," katanya.Anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) Mahfud M.D. mengatakan bahwa kekecewaan Gus Dur atas terpilihnya Lukman Edy menjadi menteri PDT hasil reshuffle kabinet jilid II sebagai hal yang wajar. Sebab, hal itu diperoleh tanpa persetujuan ketua Dewan Syura PKB itu. "Saya kira wajar jika Gus Dur kecewa," katanya di sela-sela peluncuran Jenderal Soedirman Center di Balai Soedirman, Jakarta, kemarin.Menurut Mahfud, keputusan Presiden SBY yang mengangkat Lukman Edy menjadi menteri adalah semata-mata untuk menjaga keseimbangan komposisi politik yang dibangun presiden. "Wajar jika ada keterwakilan PKB di sana. Mungkin, masalahnya ada pada pengambilan keputusan (Lukman Edy di internal partai)," jelas mantan menteri pertahanan era Presiden Gus Dur itu.Meski demikian, lanjut Mahfud, dirinya yakin bahwa masalah tersebut dapat segera diakhiri. Alasannya, PKB cukup kondusif untuk berjalan menyelesaikan masalah melalui mekanisme yang ada di internal partai.(aku/fal)

Yenny:Muhimin Diberi Kesempatan Beber Alasan

Minggu, 13 Mei 2007
SURABAYA, JAWA POS- Penunjukan Sekjen PKB Lukman Edy ke posisi menteri benar-benar menjadi masalah serius di internal PKB. Partai yang dibidani Gus Dur itu akan menggelar rapat khusus Selasa mendatang di Kantor DPP. Menurut Wakil Sekjen PKB Yenny Wahid, dalam rapat tersebut disediakan panggung untuk Ketua Umum Muhaimin Iskandar. Muhaimin diberi kesempatan menjelaskan proses pencalonan Lukman Edy sebagai menteri. Sedangkan Lukman Edy, kata putri kedua Gus Dur itu, diberi dua pilihan. Yaitu, melanjutkan posisi sebagai Sekjen PKB atau menempati jabatan baru di eksekutif sebagai menteri pembangunan daerah tertinggal (PDT). "Nanti kami buktikan. Apabila penjelasannya tidak masuk akal, ya berarti seperti yang dikatakan Gus Dur bahwa Lukman Edy tidak mewakili PKB di kabinet," ungkap Yenny di Surabaya kemarin.Kendati proses pengangkatannya menimbulkan guncangan di internal partai, Yenni memastikan PKB tidak akan memecat kadernya itu. Kecuali jika Lukman memilih mundur dari keanggotaan, partai tidak akan menghalangi. "Kalau memang beliau maunya mundur, ya dipersilakan. Tapi, kalau dipecat, ya enggaklah," katanya.Dia menegaskan, keputusan partai tetap bergantung pada pemegang policy tertinggi, yaitu Gus Dur sebagai ketua Dewan Syura DPP PKB. "Gus Dur sebagai roh partai ini memiliki kekuatan tertinggi setelah muktamar," tegasnya.Sebelum mengakhiri wawancara, Yenny sempat mengimbau para kader PKB di daerah agar tidak terlalu mengkhawatirkan polemik di tubuh PKB. "Friksi pada parpol itu jamak dan lumrah. Semua itu demi tegaknya demokrasi," tandasnya. Sementara itu, Lukman Edy yang dihubungi terpisah optimistis konflik internal partainya akan mereda. "Insyaallah tak akan ada gonjang ganjing di PKB," ujar Lukman ketika melakukan kunjungan pertamanya sebagai menteri di Kelurahan Pallantikan, Kecamatan Pattallassang Kabupaten Talakar Makasar kemarin.Ditambahkannya, apa yang terjadi di PKB tak bakal mempengaruhi kinerjanya di kabinet. Pria asal Riau yang baru berusia 37 tahun itu yakin masalah yang menyangkut pengangkatannya sebagai menteri bakal terselesaikan dengan baik di internal PKB. Apalagi inti masalahnya bukan pada pribadinya namun pada proses pengangkatan yang tidak mengakomodasi pertimbangan Gus Dur. "Saya sudah minta restu kepada Gus Dur," ujarnya.(zul/jpnn)

Gus Dur:Lukman Edy ukan Representasi PKB

Madura, gusdur.net......Sekjen DPP PKB Lukman Edy yang terpilih sebagai Menteri Negara Percepatan Daerah Tertinggal menggantikan Syaifullah Yusuf, bukanlah representasi PKB di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) .
“PKB sama sekali tidak diajak bicara soal reshuffle, termasuk nama-nama calon menteri yang diusulkan. Jadi, bila juru bicara Istana mengatakan Lukman Edy mewakili PKB, itu kebohongan besar.”
Demikian disampaikan Ketua Dewan Syura DPP PKB KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu saat memberi sambutan pada pembukaan Musyawarah ke-2 PKB cabang Sumenep di Pondok Pesantren al-Karimiyah, Desa Beraji, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Selasa (8/5/2007).
Karenanya, Gus Dur mengingatkan, andaikan kinerja Lukman Edy bermasalah atau tidak memuaskan, maka masyarakat jangan menyalahkan PKB. “PKB sama sekali tidak merekomendasikan siapapun masuk di kabinet. Dia (Lukman, red) dalam kapasitas pribadi, tidak sebagai wakil PKB,” kata Presiden RI ke-4 ini.
Kemarin Gus Dur mengatakan DPP PKB tidak pernah menggelar rapat apapun guna membahas Lukman Edy sebagai menteri. “PKB tidak ikut-ikut soal reshuffle karena saudara Muhaimin Iskandar dan saudara Lukman Edy dipanggil dan bicara di Cikeas itu atas nama pribadi," kata Gus Dur.
Padahal lumrahnya, keputusan penting apapun selalu didasarkan pada musyawarah bersama Dewan Syura dan Dewan Tanfidz. Kendati demikian, Gus Dur mengakui hak prerogatif presiden untuk memilih menteri-menterinya. “Presiden memiliki kewenangan untuk itu,” ujarnya.


© 2005, GusDur.Net, All Rights Reserved